Tuesday 4 March 2014

membangun dengan baja #1


sesuai post saya yang terakhir disini, rumah dua pohon sedang dalam pembangunan tahap 2 dengan material utama menggunakan baja. baja adalah material konstruksi yang paling padat apabila dibandingkan dengan beton dan kayu karena memiliki berat satuan yang cukup besar. karena baja bisa difabrikasi di pabrik, pemasangan di site bisa lebih cepat dibandingkan dengan beton yang mesti dicetak dan ditunggu mengeras terlebih dahulu.

saya mau cerita proses desain tahap 2 rumah dua pohon. karena kami menggunakan baja beberapa hal yang perlu kami perhatikan adalah :

1. merencanakan denah dengan ukuran yang efisien. 

baja semua ukuran baik itu WF (Wide Flange) atau H Beam dijual satuan dengan panjang 12 meter. harganya dipatok per kilogram. oleh karena itu penting sekali agar tidak ada baja yang terbuang akibat perencanaan ukuran ruang atau denah yang kurang tepat. pada kasus kami ukuran bangunan yang akan dibangun adalah 4m x 8m. masing2 kolom memiliki bentang 4 m. apabila sudah dapat ukuran bentang maka selanjutnya bisa menentukan ukuran baja yang ingin dipakai. untuk bentang 4 m, kami menggunakan baja WF ukuran 200x100 (dalam milimeter) untuk kolom dan balok utama. 

WF 200x100 yang panjangnya 12 m memiliki berat 256 kg (tabel berat baja bisa dilihat disini). kemarin harga baja di toko aneka baja BSD perkilonya IDR 9600, jadi kami membayar kira2 IDR 2.5 juta untuk 1 baja WF 200x100 panjang 12 m. untuk kolom dan balok totalnya kami membeli 7 batang baja, untuk balok anak kami menggunakan 1 batang WF 150x75 (mm). untuk ring balok dan reng struktur atap kami menggunakan besi CNP 125 dan CNP 100 masing2 7 dan 13 batang. dan oh 1 lembar plat untuk dudukan pondasinya.

 

total jendral sekitar IDR 30 jutaan yah buat baja2 ini. setelah beli baja selesai kami mengirim baja2 ini ke aplikator baja (tukang las baja). disana baja2 sepanjang 12 m ini dipotong2 sesuai dengan perencanaan. untuk kolom 1 batangnya dipotong menjadi 2 bagian sehingga kami memiliki 6 kolom sepanjang 6 meter. sedangkan baloknya dipotong tiap 4 m.

angka 6 dan 4 adalah kelipatan terkecil dari 12 (inget KPK waktu SD kan?). nah inilah titik penting perencanaan ukuran ruang / denah yang efisien sehingga tidak ada bagian kecil dari baja kami yang terbuang alias terpakai semua. 

segitu dulu yah sharingnya nanti disambung di post lain.

9 comments:

Unknown said...

ok siiippp...thx for sharing

yudhi puspa tia said...

sama2 leon :)

Unknown said...

gimana progressnya...sy jg punya rencana 'namabah kamar' dg baja..hehehe

yudhi puspa tia said...

berhenti dulu hihi, tapi minggu depan mulai jalan lagi, moga2 bisa segera posting disini lagi kemajuan pembangunannya,

semoga anda sukses yah, pembangunan kamarnya lancar

dewabayu said...

mbak, menarik sekali tulisannya... boleh tau RAB untuk bangun rumah konstruksi baja seperti itu? apa lebih murah dari konstruksi beton?

Anonymous said...

Boleh tau alasan atau hitungannya bagaimana hingga bisa memutuskan kolom baja WF nya menggunakan ukuran 200x100?. Sedangkan pada informasinya bentangan antar kolom diketahui 4 meter x 4 meter, dan secara teori rumus cepat perencanaan penampang kolom adalah 1/16 dari bentangannya, dimana ditemukan sebesar 25 cm. Sehingga ukuran panjang x lebar penampang kolom seharusnya menggunakan baja H beam 250x250. Bisa share perhitungan dan pertimbangan penggunaan WF 200x100 yang Mbak lakukan seperti apa?. Saya kurang begitu menguasai struktur baja soalnya, jadi kebanyakan ambil ukuran beton yang 1/12 bentangan untuk ukuran kolomnya.. thnx sebelumnya :)

Andry said...

Pemilihan dak lantai juga menjadi pertimbangan karena bebannya tentumya berbeda

Unknown said...

Mbaa tia, mohon info u jasa bengkel nya 🙏🏻

Den Sinyo said...

mohon masukan dari para suhu disini.. kalau untuk bentangan 9 meter, H beam nya pakai ukuran berapa ya..🙏