eh kelupaan, masih ada satu bagian cerita dari rangkaian liburan kami di jogja kemarin. sebenernya ini adalah liburan tersingkat yang pernah saya alamin. dari 6 hari libur lebaran kepotong mudik 3 hari, kepotong lagi untuk perjalanan road trip pake mobil, praktis acara jalan2 dijogja cuma 1 hari dan itu kami dedikasikan buat adek2 saya yang belum pernah liat candi. sayang yah padahal masih banyak banget tempat2 lain dijogja yang pengen saya kunjungi tapi moga2 nanti ada waktu, kesempatan dan rejeki buat kesini lagi.
eniwei lanjutan dari mengunjungi borobudur kemarin, setelah acara makan siang yang lebih cocok disebut makan sore akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi keraton ratu boko daripada candi prambanan dengan asumsi ah-palingan-prambanan-juga-gak-jauh-beda-sama-borobudur *sotoy* *bukan saya yang sotoy soalnya saya udah pernah ke prambanan* x).
tapi sepertinya keputusan itu cukup menguntungkan buat kami karena letak kraton ratu boko yang berada diatas bukit membuat kami bisa menikmati suasana sunset yang cantik. dibelai angin sore yang lembut dan adanya areal hijau yang lapang rasanya enak sekali berlarian atau sekedar duduk2 menikmati senja sambil mengobrol.
saya selalu suka tempat ini karena bisa membuat saya tidak berhenti membayangkan dan berfikir bagaimana orang2 dulu berkehidupan disini. berbeda dengan candi yang memang sebagai tempat peribadatan sehingga sampai saat ini pun masih digunakan, kraton ratu boko ini lebih menyerupai reruntuhan dari sisa2 keraton jaman kerajaan kuno. sesuai keterangan dari wikipedia, kompleks ini bukan merupakan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan.
ini adalah kesekian kalinya saya dan mr. kumis mengunjungi tempat ini. bisa dibilang ini adalah tempat kenangan kami berdua soalnya waktu awal2 pacaran, dia mengajak saya naik vespa subuh2 dari solo untuk piknik disini. dulu tempat ini tidak seramai sekarang dan reruntuhan candinya masih berantakan. seru sih pikniknya dan saya ingat hari itu saya senang sekali selain juga ingatan tentang pegelnya kaki yang ngangkang diboncengan vespa karena kami berkendara sejauh kira2 50 km.
saya selalu suka tempat ini karena bisa membuat saya tidak berhenti membayangkan dan berfikir bagaimana orang2 dulu berkehidupan disini. berbeda dengan candi yang memang sebagai tempat peribadatan sehingga sampai saat ini pun masih digunakan, kraton ratu boko ini lebih menyerupai reruntuhan dari sisa2 keraton jaman kerajaan kuno. sesuai keterangan dari wikipedia, kompleks ini bukan merupakan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan.
ini adalah kesekian kalinya saya dan mr. kumis mengunjungi tempat ini. bisa dibilang ini adalah tempat kenangan kami berdua soalnya waktu awal2 pacaran, dia mengajak saya naik vespa subuh2 dari solo untuk piknik disini. dulu tempat ini tidak seramai sekarang dan reruntuhan candinya masih berantakan. seru sih pikniknya dan saya ingat hari itu saya senang sekali selain juga ingatan tentang pegelnya kaki yang ngangkang diboncengan vespa karena kami berkendara sejauh kira2 50 km.
setelah puas menikmati sunset di ratu boko kami semua menuju jogja untuk makan malam dan kembali ke hotel. berhubung di jogja itu yang paling hits adalah angkringan, makanya kami bela2in mampir di angkringan lagi kali ini angkringan yang dekat stasiun tugu. tau kan angkringan lek man yang udah kesohor sama kopi jossnya itu. norak sih ya tapi namapun lagi jadi turis masa gak nyobain. walopun makanan seperti nasi kucing kurang cocok buat keluarga saya, akhirnya kami malah rame2 mesen indomi rebus buat makan malam :D.
saya sendiri gak terlalu terkesan sama rasa kopi joss, terasa banget arangnya (what do u expect? kopi campur arang masa rasanya kayak frapuccino hihi). malam itu saya kebagian tugas jadi orang yang beli oleh2 bakpia sementara yang lain duduk2 menikmati jalanan jogja. ah tugas ibu2 emang harus dilakukan oleh ibu2. jalan2 udah, beli oleh2 udah akhirnya selese deh rangkaian perjalanan kami dijogja.
besoknya pulang ke jakarta bersama ribuan orang lainnya yang kita kenal dalam fenomena arus balik lebaran. walopun jembatan comal ambruk kami tidak gentar karena kami melewati jalan alternatif lewat pegunungan dieng yang indah tapi horor jalannya. gak tanggung2 33 jam road trip bersama akhirnya sampai juga dengan selamat dan kuyu tapi hepiii :).
2 comments:
ahh yogya emg slalu ngangeninn!
baru sekali ke boko dan sukak! waktu itu lg agak sepi dan kita harus pake kain, rasanya gimanaaa gtu hihihihi.
btw 33 jam? beneran brasa mudik yah! tp hepi mesti..
rasanya pasti kayak putri-putrian gitu yah gaaaah, enak banget deh sore2 duduk aja disini
tapi perjalanan mudiknya juara banget capeknya walopun hepinya juga juara hihi
Post a Comment