sebuah pengingat yang bagus buat saya dari seorang arsitek london, yang menceritakan tentang bagaimana dia melakukan pendekatan dalam mendesain. jadi dalam bekerja (mendesain sebuah ruang/bangunan) daripada mulai membayangkan bentuknya atau desainnya, doi lebih memilih menggunakan pendalaman pengalaman kegiatan dengan cara menggali rasa tiap urutan kegiatan tersebut melalui material. misal mendesain kamar mandi dimana ada kegiatan mandi. dimulai dari ruang tidur yang nyaman, kaki kita menyentuh lantai karpet yang sangat empuk kemudian masuk ke area wastafel tempat kita memulai ritual mandi, sehingga membutuhkan sentuhan material yang hangat seperti kayu sampai kemudian masuk ke area air berupa batu atau keramik. sedetail itu. canggih ya?! dan saya langsung jatuh cinta sama desainnya. hanya kamar mandi.
eh. tapi perlu ditegaskan dulu kalo perlu di bold INI menurut sepemahaman saya yang baca interviuan pake kemampuan bahasa inggris yang jongkok ya. jgn2 kalo pak simon ini baca tulisan saya, dia bisa protes "gak gitu keles maksutnya" hahaha T_T.
eh. tapi perlu ditegaskan dulu kalo perlu di bold INI menurut sepemahaman saya yang baca interviuan pake kemampuan bahasa inggris yang jongkok ya. jgn2 kalo pak simon ini baca tulisan saya, dia bisa protes "gak gitu keles maksutnya" hahaha T_T.
anw membaca interviewnya dan merasa terinspirasi, saya malah jadi pengen curcol. sebenarnya saya (dan mr.kumis) sudah setahun vakum mendesain (rumah). bukan kami gak dapat tawaran lagi, sebenernya tetap ada hanya saja setahunan ini kami skip dan memilih memberikannya kepada teman arsitek lainnya. setelah terakhir memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dalam menyelami dunia arsitektur secara mandiri, saat itu kami memang berfikir untuk rehat sejenak. bukan kapok sih tapi lebih ingin menata lagi rencana dan menentukan posisi. selain itu kami juga perlu mengenali diri -siapa kami, nilai apa yang kami ingin tawarkan- terlebih dahulu sebelum terjun kembali. makanya baca artikel ini somehow membuat saya sadar dan semangat lagi.
sama halnya seperti pak simon, disaat rata2 arsitek bicara desain dengan warna putih, material yang kontras dan bentuk yang spektakuler untuk terekspos sehingga mendapatkan perhatian dari luar, dia justru memilih mendesain dari dalam. suatu pendekatan yang tidak banyak diambil oleh arsitek lain pada umumnya.
btw, terimakasih untuk pemikiran anda pak simon. :)
*all pic are from freunde von freunden
No comments:
Post a Comment